Peritonektomi dan HIPEC
Kanker peritoneum adalah kanker yang menimpa peritoneum, yaitu lapisan “kulit bagian luar” dari organ yang terdapat dalam rongga perut, seperti lambung, kolon dan rektum, usus kecil, hati, limpa, dan pankreas. Kanker peritoneum dapat timbul dari peritoneum itu sendiri, atau ketika kanker menyebar dari organ utama yang terkena kanker. Penyebaran ini, yang dikenal sebagai metastase, umum terjadi pada kanker yang terdapat pada daerah kolorektal, lambung, ovarium, atau usus buntu. Kanker peritoneum menimpa hingga 25% orang yang mengalami kanker saluran pencernaan atau ginekologi (kebidanan) stadium lanjut, dan seringkali menjadi titik akhir terminal pada orang yang mengalami kanker Stadium 4.
Peritonektomi (juga dikenal sebagai operasi sitoreduktif) dan Kemoterapi Intraperitoneal Hipertermik (HIPEC) merupakan suatu kombinasi prosedur yang baru yang terbukti meningkatkan efektivitas dalam melawan kanker peritoneum. Setelah operasi peritonektomi untuk membuang tumor yang terdapat dalam perut bersama dengan lapisan peritoneum yang terkena, larutan HIPEC khusus disemprotkan ke dalam rongga perut pada suhu 42 derajat Celsius selama maksimal 90 menit (protokol Sugarbaker). Pemberian kemoterapi secara langsung ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk membunuh secara sempurna seluruh sel kanker yang tersisa pada permukaan peritoneum.
Peritonektomi dan HIPEC dapat menggandakan tingkat kelangsungan hidup rata-rata pada pasien yang sesuai yang memiliki kanker perut dengan metastase pada peritoneum. Bagi pasien yang menderita kanker kolorektal yang telah menyebar ke peritoneum, hingga 30% pasien yang sesuai untuk prosedur HIPEC dapat bertahan hidup hingga 5 tahun atau bahkan benar-benar sembuh, dimana hal ini sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi. Dengan tingkat komplikasi kurang dari 10%, ini merupakan prosedur yang diterima di seluruh dunia dan telah tampak memberikan perbaikan pada tingkat kelangsungan hidup dan kesembuhan pasien kanker yang dapat menjalani prosedur ini.
Tiroidektomi
Tiroidektomi adalah pembuangan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid melalui operasi. Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berbentuk kupu-kupu yang terletak di dasar leher, dan ia berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur metabolisme. Tiroidektomi merupakan prosedur untuk mengatasi kanker tiroid dan gangguan utama tiroid lainnya, seperti hipertiroidisme, dimana kelenjar tiroid terlampau aktif secara berlebihan.
Apakah kelenjar tiroid dibuang seluruhnya atau sebagian bergantung pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, bila kanker hanya menimpa bagian tertentu dari kelenjar, maka ada kemungkinan bagi dokter bedah untuk membuang hanya bagian yang terkena saja. Pada kasus-kasus seperti ini, terdapat kemungkinan bagi tiroid untuk tetap dapat berfungsi secara normal. Bila kelenjar tiroid dibuang sepenuhnya, maka perlu dilakukan terapi penggantian hormon untuk menggantikan fungsi tiroid tersebut.
Pengelolaan Kanker Ortopedi
Kanker pada tulang dan jaringan lunak relatif jarang terjadi bila dibandingkan dengan kanker lain yang paling umum terjadi, namun ini juga berarti bahwa kemungkinan keahlian dalam pengelolaan kanker jenis ini akan lebih jarang ditemukan. Pada banyak kasus kanker tulang, cara pengobatan yang umum dilakukan adalah amputasi seluruh anggota tubuh yang terkena. Di Mount Elizabeth Hospital, kami memiliki dokter bedah ortopedi yang berpengalaman dalam terapi penyelamatan anggota tubuh, dimana dimungkinkan untuk mengobati kanker tulang tanpa perlu melakukan amputasi seluruh anggota tubuh yang terkena itu.
Pengobatan dengan penyelamatan anggota tubuh mencakup pembuangan bagian tulang yang terkena kanker. Pencangkokan tulang mungkin perlu dilakukan untuk menggantikan tulang yang dibuang, atau pada beberapa kasus dapat digunakan suatu anggota tubuh palsu (prostesis) atau susuk (implant). Kemungkinan dilakukannya pengobatan dengan penyelamatan anggota tubuh membutuhkan penggunaan kemoterapi dan terapi radiasi yang efektif untuk mengendalikan dan membasmi sel-sel kanker sebelum atau setelah operasi. Pengelolaan kanker tulang yang berhasil membutuhkan kerja sama dan peran serta dari dokter bedah dan spesialis dari berbagai bidang keahlian, seperti onkologi medis, onkologi radiasi, onkologi, ortopedi, dsb.
Pembekuan Jaringan Ovarium
Meskipun pembekuan jaringan ovarium, yang juga dikenal sebagai kriopreservasi, bukanlah merupakan pengobatan kanker yang sebenarnya, ia adalah suatu pilihan yang tersedia bagi para pasien wanita penderita kanker yang akan menjalani pengobatan. Beberapa pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, dapat mempengaruhi ovarium pasien, khususnya pada kasus kanker payudara, kanker ovarium atau kanker serviks. Pasien wanita penderita kanker yang telah menjalani pengobatan tersebut mungkin menemukan bahwa mereka tidak dapat hamil setelah pengobatan selesai.
Pembekuan jaringan ovarium adalah pemindahan jaringan ovarium beserta sel-sel telur ke luar tubuh dan membekukannya untuk menjaga kelangsungan fungsi mereka. Setelah pengobatan kanker selesai, jaringan yang diawetkan dapat dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien, atau dapat digunakan sebagai bagian dari fertilisasi in-vitro (IVF). Ini merupakan suatu metode bagi pasien wanita penderita kanker untuk mempertahankan kesuburan mereka sehingga mereka dapat tetap hamil setelah kankernya sembuh, dan metode ini khususnya bermanfaat bagi para wanita muda yang menderita kanker.