Flu Perut & Keracunan Makanan (Gastroenteritis) - Pertanyaan Umum

Pertanyaan umum

J: Gejala keracunan makanan bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Gejala ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam satu minggu.

Kunjungi dokter jika timbul gejala berikut:

  • Demam tinggi
  • Dehidrasi
  • Muntah hebat
  • Diare lebih dari 3 hari
  • Nyeri perut hebat

J: Keracunan makanan yang disebabkan bakteri, virus, atau parasit dapat menular.

Agar keracunan makanan tidak menular:

  • Tetap tinggal di rumah sehabis pulang kerja atau sekolah
  • Cuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih secara teratur
  • Bersihkan permukaan yang kerap disentuh dengan disinfektan

J: Umumnya, penderitanya berpotensi besar menularkan flu perut sejak timbulnya gejala awal hingga beberapa hari setelah gejala tersebut ditangani.

Namun, sejumlah virus (seperti rotavirus dan norovirus) bisa membuat Anda sangat mudah menularkan flu perut sebelum gejala timbul, dan dapat bertahan selama beberapa minggu di tinja.

Karena itu, praktik mencuci tangan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi.

J: Gastroenteritis biasanya sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari dan dapat ditangani di rumah dengan obat-obatan yang dijual bebas. Antibiotik tidak diperlukan karena penyebab umum gastroenteritis adalah virus.

Gunakan cara berikut untuk menangani gastroenteritis di rumah:

  • Banyak-banyak minum untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang hilang akibat diare dan muntah. Air putih, minuman olahraga, kaldu bening, dan larutan rehidrasi oral efektif untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh.
  • Minum obat diare yang dijual bebas. Jika obat ini untuk anak, pastikan Anda sudah mengonsultasikannya dengan spesialis anak.
  • Makan sedikit makanan tawar, seperti bubur ayam, roti panggang, atau biskuit tawar.
  • Hindari makanan yang dapat memicu gejala. Misalnya, makanan yang tinggi lemak atau gula dan produk yang mengandung susu atau kafein.

J: Tidak ada, kasus keracunan makanan sulit diprediksi, dan penanganan baru bisa dilakukan setelah kejadian.

Namun, ada cara untuk mencegah dan menghindari keracunan makanan, antara lain:

  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
  • Mencuci hingga bersih alat dapur dan alat makan serta permukaannya sebelum digunakan.
  • Menghindari kontaminasi silang antara makanan mentah dan makanan matang dengan memisahkan keduanya saat disimpan maupun disiapkan.
  • Memasak makanan, khususnya daging, dengan suhu internal minimumnya.

J: Daging babi perlu dimasak hingga matang sempurna agar Anda tidak sakit setelah memakannya. Daging ini bisa saja mengandung parasit, seperti cacing gelang atau cacing pita, yang umumnya akan mati ketika makanan dimasak.

J: Flu perut, atau gastroenteritis akibat virus, dapat terjadi lebih dari sekali, tetapi virus yang sama umumnya tidak akan menginfeksi kembali dalam rentang waktu yang singkat.

Jika Anda baru saja sembuh dan kembali mengalami gejalanya, konsultasikan ke dokter.

J: Umumnya, gastroenteritis tidak membahayakan dan gejalanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, komplikasi serius, seperti dehidrasi berat, dapat terjadi pada:

  • Lansia
  • Anak-anak
  • Penderita penyakit kronis
  • Penderita gangguan sistem imun

Kelompok ini harus mendapatkan pertolongan medis untuk menangani gastroenteritis.

J: Keracunan makanan jarang menyebabkan konstipasi setelah terkena diare. Namun, konstipasi dapat terjadi akibat kurangnya nutrisi pada makanan yang dikonsumsi ketika tubuh tidak fit atau mengalami dehidrasi.

Jika gejala ini terjadi, Anda perlu:

  • Memperbanyak minum
  • Mengonsumsi larutan rehidrasi oral
  • Meningkatkan asupan makanan yang mengandung probiotik

J: Anda masih harus mengonsumsi makanan lunak 1 – 2 hari setelah gejala berat reda.

Dalam rentang waktu ini, konsumsi makanan tawar, rendah lemak, dan rendah serat agar lebih mudah dicerna. Makanan ini akan membantu menyesuaikan ulang sistem gastrointestinal yang sudah mulai pulih.

J: Karbon aktif biasa digunakan untuk menangani keracunan. Namun, keefektifannya dalam menangani gejala flu perut masih belum bisa dibuktikan.

Jika kondisi Anda kronis atau Anda sedang mengonsumsi obat, gunakan karbon aktif dengan hati-hati karena dapat menghambat penyerapan obat tertentu.

J: Jika keracunan makanan, Anda harus:

  • Beristirahat dan sering minum cairan bening meski sedikit agar tidak dehidrasi.
  • Meminum larutan rehidrasi oral untuk mengganti air dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare.
  • Makan porsi kecil makanan tawar rendah lemak, seperti nasi, roti panggang, atau biskuit.

Umumnya, Anda bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, jika kondisi Anda tidak membaik setelah beberapa hari dan jika gejalanya bertambah parah, kunjungi dokter.

Anak kecil, ibu hamil, lansia berusia di atas 60 tahun, atau penderita penyakit kronis atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah perlu berkonsultasi ke dokter umum.

J: Anda dapat merasakan pusing jika gejala yang dialami terbilang berat akibat dehidrasi. Segera cari pertolongan medis, jika memungkinkan.

J: Jika anak:

  • Mulai disapih, berikan porsi kecil makanan tawar yang lunak, seperti nasi, kentang, dan pisang.
  • Terkena gastroenteritis dan kehilangan cairan akibat muntah atau diare, pastikan anak lebih sering minum agar tidak dehidrasi. Selain air putih, Anda juga bisa memberikan larutan rehidrasi oral. Ikuti petunjuk penggunaan di kemasannya dan berikan sedikit setelah setiap kali anak muntah atau buang air besar sehingga ada cukup waktu untuk menstabilkan perut.
  • Minum ASI atau susu formula, kurangi volume susu tiap kali diberikan dan tambahkan larutan rehidrasi oral. Susu formulanya tidak perlu diencerkan.

J: Menurut riset, probiotik tidak efektif mengurangi gejala flu perut.

Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

 

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777