Nyeri leher adalah masalah kesehatan yang umumnya menyerang orang dewasa. Postur buruk akibat terlalu lama memakai komputer dan ponsel kini makin kerap menjadi penyebabnya. Seiring bertambahnya usia, spina servikal kita akan mengalami kondisi degeneratif (keausan).
Ruas-ruas tulang belakang kita dipisahkan oleh diskus servikal yang berperan sebagai peredam kejut. Seiring waktu, diskus ini akan melemah. Organ berbentuk cakram ini akan rapuh, keluar dari posisi normalnya, dan menjadi kaku.
Jenis-jenis nyeri leher
Ada berbagai jenis nyeri leher. Berikut adalah kategorinya:
Nyeri leher aksial (nyeri mekanik)
Nyeri leher aksial:
Merupakan jenis nyeri leher yang paling umum diderita
Umumnya disebabkan oleh otot leher yang tegang atau keseleo
Juga dapat berkaitan dengan kondisi degeneratif atau trauma pada tulang belakang
Nyeri radikuler (radikulopati servikal atau saraf terjepit)
Nyeri radikuler:
Timbul ketika akar saraf yang meradang dalam spina servikal menyebabkan rasa nyeri di sekitar saraf tersebut hingga ke bahu, lengan, atau tangan.
Biasanya disebabkan oleh kondisi degeneratif (keausan) pada tulang belakang, misalnya ketika akar saraf teriritasi oleh taji tulang, atau saraf terjepit.
Juga mungkin diakibatkan cedera secara mendadak yang menimbulkan saraf terjepit.
Nyeri alih
Nyeri alih:
Berasal dari suatu bagian tubuh, tetapi terasa di bagian lain tubuh. Sumber nyeri dan bagian yang terasa sakit dapat berbeda karena interkonektivitas jaringan saraf.
Pemicu, cara terbentuk, dan penyebarannya belum diketahui secara pasti.
Terkadang asalnya dapat ditelusuri ke organ sumbernya, misalnya jantung (ketika terjadi serangan jantung) atau rahang (sendi temporomandibular/TMJ).
Nyeri mielopatik (mielopati servikal)
Nyeri mielopatik:
Terjadi ketika sumsum tulang belakang di leher tertekan.
Berpotensi salah didiagnosis karena kompresi progresif tulang belakang sebagai gejala awalnya kurang jelas dan tidak spesifik. Kondisi ini kerap tak terdeteksi hingga tahap lanjut, kecuali dugaannya sudah kuat dan penderitanya telah menjalani pemindaian MRI.
Juga dapat terjadi ketika traktus asenden tulang belakang, yaitu pembawa informasi sensorik, seperti rasa sakit dan sentuhan, tertekan atau teriritasi (nyeri funikuler).
Nyeri leher kronis vs akut
Berikut adalah kategori nyeri leher berdasarkan durasi dan sebabnya:
Nyeri leher akut biasanya terasa hingga maksimal 4 minggu dan biasanya disebabkan oleh trauma atau cedera akut tertentu, misalnya leher keseleo atau cedera olahraga. Peradangan juga dapat menyebabkan nyeri akut, dan biasanya mereda setelah beristirahat.
Nyeri leher kronis mulai terasa secara bertahap dan dapat diderita selama lebih dari 3 bulan. Penyebab utamanya bisa jadi tidak dapat teridentifikasi.
Apa gejala nyeri leher?
Gejala nyeri leher bervariasi tergantung pada jenisnya.
Nyeri leher aksial (nyeri mekanik)
Gejala nyeri leher aksial, antara lain:
Nyeri yang terpusat pada satu area leher dan tidak berpindah maupun meluas
Nyeri terasa konstan, ngilu, atau berdenyut, tetapi juga mungkin terasa menusuk dan panas
Gerakan tertentu atau postur yang buruk dapat memperburuk gejala
Nyeri radikuler (radikulopati servikal)
Gejala nyeri radikuler, biasa disebut saraf terjepit, di antaranya:
Nyeri yang terasa seperti tersetrum dan dapat terasa makin parah saat bergerak atau dalam postur tertentu
Jari atau tangan kesemutan
Otot lengan, bahu, atau tangan terasa lemah
Mati rasa
Dapat terasa pada satu sisi tubuh maupun keduanya
Nyeri alih
Gejala nyeri alih antara lain:
Merasa seperti keram yang intens atau sensasi berdenyut
Sakit mirip nyeri radikuler, tetapi lebih menyebar atau tidak terpusat
Biasanya terasa pada salah satu sisi tubuh meski tak jarang terasa pada keduanya
Nyeri mielopatik (mielopati servikal)
Gejala nyeri mielopatik antara lain:
Leher terasa kaku dan tidak dapat bergerak bebas
Nyeri menusuk yang terasa di leher dan sepanjang tulang belakang
Lengan dan tangan terasa lemah dan kesemutan
Dapat memengaruhi kemampuan motorik halus, keseimbangan, dan koordinasi. Misalnya menulis, bermain alat musik, memakai sumpit, dan mengancingkan baju
Apa penyebab nyeri leher?
Penyebab nyeri leher antara lain:
Ketegangan otot. Postur yang buruk atau tidak baik (misalnya mengapit telepon dengan bahu dan leher), kelebihan berat badan, atau otot perut yang lemah dapat menekan otot leher.
Menurunnya kemampuan sendi. Sendi leher melemah seiring usia. Terdapat juga keadaan yang memengaruhi tulang belakang, misalnya kondisi servikal spondilosis, yang menyebabkan ausnya bantalan (tulang rawan) pada ruas tulang belakang.
Saraf yang tertekan. Tekanan akibat saraf terjepit atau taji tulang pada tulang leher dapat memengaruhi saraf tulang belakang.
Cedera parah secara mendadak akibat kecelakan atau terjatuh. Cedera lecutan (whiplash) adalah cedera pada jaringan lunak leher akibat sentakan pada kepala. Penyebab biasanya adalah kecelakaan saat mobil ditabrak dari belakang.
Penyakit. Nyeri leher dapat disebabkan kondisi tertentu, misalnya reumatik dan spondylitis ankilosis. Kanker dan meningitis juga dapat menjadi sumber penyebab lainnya.
Bagaimana cara mencegah nyeri leher?
Seringnya, nyeri leher erat kaitannya dengan postur yang buruk dan umur. Anda dapat mencegahnya dengan mengubah gaya hidup.
Perubahan ini dapat diterapkan pada rutinitas Anda, misalnya:
Menghindaripostur tidak lazim yang menimbulkan ketegangan otot, misalnya mengapit telepon dengan telinga dan bahu.
Tidak memikul tas yang berat dengan bahu. Beban berlebih dapat menekan otot leher.
Menjaga postur yang baik. Berdiri atau duduk dengan tegak. Telinga, bahu, dan pinggul harus sejajar.
Tidur dengan posisi yang baik. Luruskan kepala, leher, dan tubuh saat tidur. Gunakan alat bantu tidur, misalnya bantal kecil untuk menyangga leher.
Tidak merokok. Risiko tinggi nyeri leher dapat timbul akibat merokok.
Mengubah posisi meja, kursi, dan komputer. Pastikan monitor sejajar dengan mata. Saat duduk, taruh lengan pada sandaran lengan dan lutut harus berada pada posisi sedikit di bawah pinggul.
Istirahatlah secara rutin. Ketika sering duduk berlama-lama di depan komputer atau saat bepergian jauh, berdirilah sesekali untuk berjalan-jalan atau meregangkan tubuh. Istirahatkan tubuh selama 5 menit setiap 45 menit.